Tracer Study
Tracer study sering juga disebut sebagai alumni survey atau follow up survey, merupakan suatu studi empiris yang memberikan informasi berharga untuk mengevaluasi hasil pendidikan.Di kalangan akademisi, tracer study merupakan salah satu langkah untuk menjamin mutu lulusan suatu perguruan tinggi. Beberapa minggu lalu, saya dan beberapa orang lainnya menjadi responden pre-test pelaksanaan tracer study di ptk tempat saya bekerja.
Yang menarik dalam survey ini adalah jenis pertanyaannya yang tidak biasa dibandingkan survey-survey sebelumnya yang pernah saya lakukan. Selain caranya yang online via email dengan waktu yang dibatasi hanya 2 hari, pertanyaan-pertanyaan dalam survey ini juga lebih bersifat pertanyaan terbuka. Tracer study berisi informasi tentang keberhasilan profesional (karir, status, pendapatan) dari lulusan yang dibutuhkan serta informasi tentang relevansi pengetahuan dan keterampilan (hubungan antara pengetahuan dan keterampilan dan persyaratan kerja, bidang ketenagakerjaan, posisi profesional). Lulusan mungkin juga diminta untuk menilai kondisi studi dan ketentuan yang mereka alami secara retrospektif (evaluasi dalam arti sempit).
Secara umum, pelaksanaan tracer study melibatkan 3 langkah berikut :
1. Concept and
Instrument Development
• Definisi tujuan survei (pemilihan tema yang akan diteliti)
• Desain Survey (pemilihan kohort lulusan untuk dimasukkan, strategi untuk melacak lulusan
• Konsep teknis untuk melaksanakan survei
• Perumusan pertanyaan dan item respon
• Format kuesioner
• Pre-test kuesioner
• Pencetakan kuesioner dan bahan pengiriman lainnya
2. Data collection
• Pelatihan tim survei
• Distribusi dan pengumpulan kuesioner
• Jaminan partisipasi yang tinggi (dengan mengingatkan)
3. Data analysis and
report writing
• Definisi sistem untuk respon coding untuk membuka pertanyaan
• Coding tanggapan terbuka
• Data yang masuk dan mengedit data (quality control)
• Analisis data
• Penyusunan laporan survei
• Lokakarya dengan siswa, lulusan dan pengusaha
Tracer Study ini bisa merekomendasikan beberapa hal, diantaranya tingkat pengangguran yang tinggi bisa menjadi pertanda karena ketidakcocokan skill dengan kejuruan. Sangat dianjurkan bahwa harus ada audit skill yang dibutuhkan oleh sektor pekerjaan dan tingkat partisipasi harus disesuaikan dengan keterampilan yang dibutuhkan.
Tingkat partisipasi responden tracer study di tempat saya yang dinilai masih kurang, akhirnya membuat masa pelaksanaan survey study ini diperpanjang pelaksanaannya. Mungkin para alumni itu masih takut-takut mengisinya karena pertanyaannya yang tidak biasa. Padahal dengan berpartisipasi dalam survey tersebut, pihak terkait dengan survey tersebut merencakan langkah-langkah perbaikannya. Jadi, saran saya, kalau ada tracer study sebaiknya diisi saja apa adanya. Tidak ada ruginya kok. Malah yang berkepentingan menjadi tahu kondisi lulusan perguruan tingginya.
Tidak ada komentar: